Lonjakan Re-Entry Satelit Starlink di 2025: Kekhawatiran Lingkungan Meningkat

Sepanjang tahun 2025, konstelasi satelit Starlink milik SpaceX telah mengalami peningkatan yang signifikan dalam re-entry ke atmosfer Bumi.Rata-rata, satu hingga dua satelit sedang deorbit setiap hari, dan angka ini diproyeksikan akan mencapai hingga lima per hari seiring dengan berlanjutnya peluncuran satelit baru.Setiap satelit dirancang untuk terbakar habis saat reentry, secara signifikan mengurangi risiko bagi orang-orang di tanah.

Namun, para ilmuwan sedang memantau potensi dampak lingkungan, terutama dari polutan atmosfer residu seperti partikel aluminium oksida, yang mungkin berkontribusi pada pemanasan di atmosfer atas.
Tren ini menyoroti pertimbangan lingkungan yang lebih luas yang terkait dengan jaringan satelit orbit rendah yang berkembang pesat.

Perencana: Fiona Cole
6 jam yang lalu
Representasi visual satelit Starlink yang memasuki kembali atmosfer Bumi, menyoroti kekhawatiran lingkungan.

Astrofisikawan Jonathan McDowell dari Pusat Astrofisika Harvard-Smithsonian telah menyoroti bahwa semakin banyaknya re-entry satelit harian dapat menimbulkan tantangan bagi keselamatan orbital.Dengan ribuan satelit Starlink yang sudah berada di orbit dan rencana untuk puluhan ribu lainnya dari berbagai operator secara global, risiko kemacetan dan potensi tabrakan di orbit rendah Bumi semakin meningkat.

Para ahli berpendapat bahwa regulasi internasional yang terkoordinasi akan sangat penting untuk mengelola lalu lintas yang meningkat dan memastikan keberlanjutan jangka panjang operasi luar angkasa.
Dalam konteks konstelasi satelit, bahkan deorbit yang terkontrol berkontribusi pada kebutuhan yang terus berlanjut untuk memantau puing-puing luar angkasa dan interaksinya dengan pesawat luar angkasa yang beroperasi.

Pengguna media sosial dan publik semakin melaporkan penampakan satelit Starlink yang re-entry dan terbakar di atmosfer Bumi.
Observasi ini telah dibagikan secara luas dalam pos dan foto, menarik perhatian publik terhadap fenomena tersebut.

Media berita telah meliput peristiwa ini, menekankan bahwa meskipun satelit dirancang untuk hancur dengan aman saat reentry, dampak visualnya memicu diskusi tentang manajemen lalu lintas luar angkasa dan konsekuensi lingkungan dari peluncuran satelit berskala besar.
Meskipun mendapatkan perhatian, para ahli tetap berpendapat bahwa desain saat ini menimbulkan risiko yang dapat diabaikan bagi orang dan properti di tanah.

Melihat ke depan, tren re-entry satelit Starlink harian diperkirakan akan terus meningkat seiring dengan ekspansi jaringan SpaceX untuk menyediakan cakupan internet global.
Desain satelit saat ini memprioritaskan pembakaran atmosfer yang aman, mengurangi bahaya bagi kehidupan dan infrastruktur di darat.

Namun, para ilmuwan sedang melakukan studi jangka panjang untuk memantau dampak lingkungan, terutama terkait polutan atmosfer atas dan potensi efek kumulatif dari deorbit yang berulang.
Penelitian yang sedang berlangsung bertujuan untuk membimbing strategi peluncuran satelit di masa depan dan menginformasikan regulasi internasional untuk menyeimbangkan kemajuan teknologi dengan pertimbangan lingkungan dan keselamatan.